Selamat datang di amalimuadz.blogspot.com                                                                                                                          Mari saling berbagi Informasi                                                                                                                          Jika kalian masih berbaring bermalas-malasan, maka duduklah untuk berfikir sejenak, merencanakan tujuan hidup yang lebih baik.                                                                                                                           Jika engkau telah duduk, maka bangkitlah berdiri untuk mempersiapkan meraih apa yang telah engkau rencanakan.                                                                                                                           Jika engkau telah berdiri maka berlarilah, gapailah cita-cita atau tujuan yang telah engkau impikan.                                                                                                                           Tidak ada kata terlambat untuk memulai hal yang lebih baik.

Minggu, 10 April 2011

Guru H. M. Ja’far bin H. Abdul Jalil

Guru H. Muhammad Ja’far bin H. Abdul Jalil dilahirkan di Kampung Mudung Laut (±1904 M) dan wafat  ditempat yang sama pada tahun 1971 M, dimana masa kecilnya dihabiskan di tanah kelahirannya. Tetapi menurut cerita masyakat, Ia bisa dikatakan kakak kelas dari Guru H. Abdul Qadir Ibrahim (mudir ke-empat Nurul Iman).

Riwayat Pendidikan.

Sebagaimana anak-anak lainnya di Kampung Mudung Laut seberang Kota Jambi, pada mulanya dia mengikuti pendidikan agama di langgar-langgar seperti belajar mengai al-Qur’an dan ilmu agama lainnya. Kemudian beliau mengaji di Pondok Pesantren Nurul Iman. Beliau termasuk santri angkatan awal di Pondok Pesantren Nurul Iman. Dikarenakan kecerdasannya yang luar biasa sewaktu beliau di kelas tujuh Pondok Pesantren, ia diminta Mudir pada waktu itu (Guru H. Hasan Anang) untuk menjadi guru bantu di Madrasah tersebut.
 
Guru H. M. Ja’far bin H. Abdul Jalil pernah mengaji pada guru-guru yang terkenal antara lain:  

  1. Syekh Usman Serawak dari negeri Serawak sekitar tahun 1919.
  2. Syekh Said Yamani seorang Mufti Assyafi'l Mekkah sekitar tahun 1924.
  3. Syekh Muhammad Ali al-Makki seorang Mufti al-Malikiah Mekkah sekitar tahun 1925.
  4. Syekh Saleh Yamani dari Mekkah pada tahun 1930.
  5. Syekh Hasan Yamani dari Mekkah pada tahun 1930.
  6. Syekh Muhammad al-Ahdhali dari Mekkah pada tahun 1930.
  7. Syekh 'Arif As-Syami dari Mekkah pada tahun 1928.
  8. Syekh Mahmud Bukhari dari negeri Bukhara pada tahun 1922.
  9. Syekh Tengku Muhammad Zuhdi bin Tengku Abdur Rahman seorang Mufti Malaya sekitar tahun 1922.
  10. Sayyid Abdullah Dahlan seorang Imam Mazhab Syafi’i di Mekkah kira-kira tahun 1923.
Beliau mendapatkan ijazah dari Syekh Muhammad Ali al-Makki seorang Mufti al-Malikiyyah Mekkah sekitar tahun 1925 sebagai orang yang ”meriwayatkan Hadis”. Beliau merupakan santri kesayangan dari Syekh Muhammad Ali al-Makki.

Riwayat Pekerjaan.

Guru H. M. Jalfar bin H. Abdul Jalil memulai karirnya menjadi tenaga pengajar di Pondok Pesantren dan  sekaligus menjabat sekretaris Tsamaratul Insan yang sekaligus sebagai pembantu Guru Abd. Shomad (Hoofd Penghulu Jambi) dalam menjalankan tugas kepenghuluan. Pada waktu-waktu senggang beliau aktif mengajar agama sampai ke pelosok-pelosok daerah Jambi, dan atas permintaan masyarakat setempat, sehingga nama beliau sangat populer dimata masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari Guru H. Ja'far bin Abd. Jalil memiliki kewibawaan yang sangat tinggi sehingga masyarakat sangat kagum dengan beliau. Apapun yang dikatakan beliau kepada masyarakat diikuti tanpa reserve.

Guru H. M. Ja’far bin H. Abdul Jalil memiliki tingkat kealiman yang sangat tinggi sehingga sewaktu Guru H. Hasan Anang mengundurkan diri dari jabatan mudir Madrasah Nurul Iman beliau  diangkat untuk menggantikannya.

Masa jabatan mudir Madrasah Nurul Iman dipegang oleh Guru Ja'far sekitar 7 tahun. Selama menjabat mudir, cukup banyak perubahan-perubahan yang dilakukannya antara lain mengatur strategi bagaimana eksistensi Pondok Pesantren dimasa itu,  disamping melanjutkan tradisi  yang sudah dilakukan oleh mudir-mudir pendahulunya, seperti mengadakan Imtihan Wakaf dan lain-lain.

Pada tahun 1944, Guru H. Ja’far bin Abdul Jalil diangkat menjadi Hoofd Penghulu menggantikan Guru H. Abdul Majid bin H. Abul Hasan (Hoofd Penghulu) yang wafat, yang sebelumnya beliau menggantikan Guru H. Abdul Somad (Hoofd Penghulu Pertama). Dengan kesibukan jabatannya sebagai Hoofd Penghulu dan Ketua Tsamaratul Insan maka, jabatan Mudir tidak dirangkapnya. Hal ini disebabkan urusan Hoofd (Qodi al-Qudot), maka tidak mungkin mencampur urusan Madrasah dengan masalah keagamaan di Negeri Jambi. Selanjutnya jabatan mudir Pondok Pesantren diserahkan kepada Guru H. Abdul Qadir Bin H. Ibrahim atas kesepakatan majelis guru dan tokoh-tokoh masyarakat. Jabatan Hoofd dipegang sampai akhir hayatnya, Ia wafat pada tahun 1971 M. 

Hoofd Penghulu berkantor di Kompleks Pertokoan Pasar Jambi, di Jl. Pekojan, dekat Masjid Raya Magatsari Jambi. Dalam melakukan tugasnya beliau dibantu oleh Habib Abdullah al-Haddad yang menjadi fatnernya. 

Dalam bidang politik, ia aktif sebagai pengurus partai politik Islam Masyumi dan ketua Persatuan Rakyat Jambi (semacam organisasi Tsamaratul Insan). Puncak karirnya di bidang politik, beliau diangkat menjadi anggota konstituante dan H.M.O. Bafadhal menjadi anggota DPR pada pemilu tahun 1955 yang keduanya mewakili partai Masyumi yang menang dalam pemilihan Keresidenan Jambi.
 
Guru H. Ja'far bin Abd. Jalil memulai pendidikan anaknya dengan pendidikan agama. Setelah mereka dianggap mengerti tentang ilmu agama dengan  baik, beliau menganjurkan anak-anaknya untuk menimba ilmu-ilmu umum sehingga anak-anak beliau berhasil menjadi sarjana dalam berbagai ilmu pengetahuan dan puncak karir anak beliau mengikuti jejak ayah mereka dibidang politik. Putra-putranya yang terkenal di antaranya adalah Drs. H. Abdurrahman Sayoeti yang pernah menjabat sebagai Gubemur Kepala Daerah TK. I Jambi selama dua peride dari tahun 1988 sampai dengan 1998, dan H. Fakhruddin Razi, SH yang pernah menjadi anggota DPR RI tahun 1998 dan anggota DPRD TK. I Tahun 1998 sampai dengan  2003 dan menjabat Rektor Universitas Batang Hari (UNBARI) Jambi. 



Lihat Daftar Isi Lengkap disini

0 komentar: