Profesi keperawatan adalah satu diantara beberapa profesi yang menjadikan manusia sebagai pusat kajian keilmuaannya, karenanya tidak jarang kahlayak umum sering mengistilahkannya dengan sebutan profesi sosial. “Sosial” hubungan dengan manusia, baik tua maupun muda, anak maupu bayi, kaya maupun miskin, semuaya menjadi tantangan bagi profesi ini untuk bisa bermuamallah (berinteraksi) dengan mereka secara profesional, dalam artian; menempatkan mereka sesuai dengan posisi mereka dalam tahap tumbuh kembang Sehingga hak–hak kesehatan jasmani rohani mereka dalam menjalanai kehidupan ini dapat mereka rasakan.
Seorang perawat, “profesi sosial” tentunya berbeda dengan seorang insinyur, karena seorang perawat dalam bekerja membutuhkan interaksi secara langsung dengan mausia (obyek profesinya). Sehingga hal ini menuntut lebih banyak aturan berupa adab,akhlak dan etika yang harus dikedepankan dalam menjalani profesinya. Apalagi sebagian para ahli filsafat ilmu mengatakan “ Keperawatan adalah profesi yang bertujuan untuk memanusiakan manusia”. Kalau begitu asalnya, bagaimana mungkin memanusiakan manusia tanpa adab dan akhlak.
Selain itu, besarnya tanggung jawab profesi keperawatan untuk mempertahankan kesehatan klien menjadi amanah “khusus” bagi perawat. Terlebih lagi bagi perawat yang bekerja di instansi– istansi rumah sakit, yang secara langsung berhubungan dengan proses hidup–mati seorang klien.
Meberikan obat, mengkaji tanda–tanda vital, mengatur tetesan infus, dan berbagai aktifitas lainnya, merupakan amanah yang sangat besar yang harus diemban oleh perawat. Dan cukuplah dikatakan mendhalimi profesi dan klien jika amanah–amanah itu dilalaikan (aktif). Karenanya diperlukan sikap kesungguhan dan kejujuran dalam permasalahan yang seperti ini tentunya.
Kedua perihal tersebut baik akhlak dan adab maupun kejujuran dan kesungguhan tidak akan hadir pada seorang diri perawat kecuali dengan adanya suatu hasrat untuk ber–Muraqobah kepada Zat Yang Maha Melihat. Sehingga perlu dipahami secara lebih dalam makna Muraqobah yang akan membuahkan kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan profesi.
Muraqobah adalah keadaan seseorang yang senantiasa mengetahui dan menyakini pengawasan Allah terhadap keadaan lahir dan batinnya. Dan hal ini bisa timbul karena keilmuan tentang Allah melalui ayat-ayat Nya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Seorang perawat yang memahami dan menyakini ayat–ayat Allah tentulah akan selalu berhati–hati dalam menjalani kehidupannya, baik kehidupan pribadi maupun dalam profesi. Oleh karena timbulnya kesadaran bahwa apa yang dia lakukan baik itu yang berdampak untuk diri sendiri maupun yang berdampak untuk orang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah yang selalu mengawasinya. Dan kecerdasan akal yang selalu mengiringi langkahnya dalam berprofesi menghasilkan pemahaman “melakukan suatu intervensi untuk klien hanya terbagi menjadi 2 macam jenis tindakan, intervensi yang mengusahakan kebaikan untuk klien yang itu dapat mengantarkannya ke surga, dan intervensi yang menghalangi klien mendapatkan kebaikan (memperburuk kondisi klien)".
Sahabat perawat, marilah kita sama–sama saling menasehati untuk selalu memperdalam agama islam yang kita yakini kebenaranya. Sehingga profesi ini tidak hanya memebuat kita berkecukupan secara materi akan tetapi juga sebagai jalan yang mengantarkan kita ke surga Allah yang penuh kebaikan lagi abadi.
Seorang perawat, “profesi sosial” tentunya berbeda dengan seorang insinyur, karena seorang perawat dalam bekerja membutuhkan interaksi secara langsung dengan mausia (obyek profesinya). Sehingga hal ini menuntut lebih banyak aturan berupa adab,akhlak dan etika yang harus dikedepankan dalam menjalani profesinya. Apalagi sebagian para ahli filsafat ilmu mengatakan “ Keperawatan adalah profesi yang bertujuan untuk memanusiakan manusia”. Kalau begitu asalnya, bagaimana mungkin memanusiakan manusia tanpa adab dan akhlak.
Selain itu, besarnya tanggung jawab profesi keperawatan untuk mempertahankan kesehatan klien menjadi amanah “khusus” bagi perawat. Terlebih lagi bagi perawat yang bekerja di instansi– istansi rumah sakit, yang secara langsung berhubungan dengan proses hidup–mati seorang klien.
Meberikan obat, mengkaji tanda–tanda vital, mengatur tetesan infus, dan berbagai aktifitas lainnya, merupakan amanah yang sangat besar yang harus diemban oleh perawat. Dan cukuplah dikatakan mendhalimi profesi dan klien jika amanah–amanah itu dilalaikan (aktif). Karenanya diperlukan sikap kesungguhan dan kejujuran dalam permasalahan yang seperti ini tentunya.
Kedua perihal tersebut baik akhlak dan adab maupun kejujuran dan kesungguhan tidak akan hadir pada seorang diri perawat kecuali dengan adanya suatu hasrat untuk ber–Muraqobah kepada Zat Yang Maha Melihat. Sehingga perlu dipahami secara lebih dalam makna Muraqobah yang akan membuahkan kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan profesi.
Muraqobah adalah keadaan seseorang yang senantiasa mengetahui dan menyakini pengawasan Allah terhadap keadaan lahir dan batinnya. Dan hal ini bisa timbul karena keilmuan tentang Allah melalui ayat-ayat Nya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Allah ta’ala berfirman,
“Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada- Nya”
(Al-Baqarah [2] : 235)
“ Dan Allah Maha Mengawasi segala sesuatau”
(Al–Ahzâb [33] : 52)
“ Tidaklah dia menegetahui bahwa Allah melihat (segala perbuatan) ?”
(Al–‘Alaq [96] : 14)
“….. Karena sesunguhnya engkau berada dalam pengawasan kami.”
(Ath-Thûr [52]: 48)
Seorang perawat yang memahami dan menyakini ayat–ayat Allah tentulah akan selalu berhati–hati dalam menjalani kehidupannya, baik kehidupan pribadi maupun dalam profesi. Oleh karena timbulnya kesadaran bahwa apa yang dia lakukan baik itu yang berdampak untuk diri sendiri maupun yang berdampak untuk orang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah yang selalu mengawasinya. Dan kecerdasan akal yang selalu mengiringi langkahnya dalam berprofesi menghasilkan pemahaman “melakukan suatu intervensi untuk klien hanya terbagi menjadi 2 macam jenis tindakan, intervensi yang mengusahakan kebaikan untuk klien yang itu dapat mengantarkannya ke surga, dan intervensi yang menghalangi klien mendapatkan kebaikan (memperburuk kondisi klien)".
Sahabat perawat, marilah kita sama–sama saling menasehati untuk selalu memperdalam agama islam yang kita yakini kebenaranya. Sehingga profesi ini tidak hanya memebuat kita berkecukupan secara materi akan tetapi juga sebagai jalan yang mengantarkan kita ke surga Allah yang penuh kebaikan lagi abadi.
*)source
0 komentar:
Posting Komentar